Tiga tahun dan saya coba mengurutkan apa yang masih ada di kepala. Ngekos. Nyiapin MOS. Razia. Menggebet senior. Heboh di X-5. Ikut subsie. Diklat. Biodata. Evaluasi. Evaluasi. Jadi panitia. Buber. End. FGS. Chreaporia. Begadang. Ulangan pagi. Flirting. Nyalin PR Erdana. Smaga sore-sore. DBL. Kantin. Senat. Study tour. Penjurusan. Twitter. Main. IPA 1. Volunteer's week. Liburan. Orasi. Serah terima jabatan. Dikunciin Mbak Ida. Numpang tidur. Nginep di sekolah. Rapat. Proker-proker. Indomie. Smaga magrib. 4 Pilar. E-camp. Geng SD cemara. Naik kelas. Ganesha Operation. Friendzone. Ulangan siang. 'Kacyang'. Boyband. Purna. Telat. Ibuk. Nescafe kaleng. Detik-Detik. Ujian Praktek. UAS. UN. Foto Buken. Les siang. Lulus. Kebaya rempong. Perpisahan.
Semuanya tinggal sepotong-sepotong, tercecer berantakan kayak barang-barang di kamar kos 3x3 meter saya. Macet-macet tapi ga bisa berhenti kayak Mbak Ida, penjaga kosan saya, kalo lagi tsurhat. Ngga sinkron kayak pas lagi duduk siap waktu dievaluasi senior.
Mungkin otak saya butuh laci-laci yang kayak di Spongebob. Biar tinggal buka sesuai kategori, dan pencet play aja ingatan waktu itu kalo lagi pengen. Karena sepertinya buat saya, hal paling menakutkan di dunia adalah lupa.( yang mana sering sekali terjadi sama saya.)
Ketika banyak yang bilang kalo masa SD adalah masa yang paling menyenangkan, sekarang saya ga bisa cerita apa pun. Ketika saya pernah merasa masa SMP adalah masa yang sangat berkesan, sekarang saya cuma bisa membayangkan samar-samar. Saat saya berpikir masa SMA paling berarti, saya takut mengakui. Bukankah lagi-lagi kita harus merantau ke masa yang lain? Menghidupi masa itu sebaik-baiknya sampai yang sudah lewat selalu kalah baik?
Akhirnya semua cuma tergantung seberapa besar kapasitas memori kita. Dan si Kenangan ini ternyata begitu rapuh.Suatu saat ingatan ini pasti akan hilang, hilang, hilang. Ehm. Tapi memang begitulah caranya mempermainkan kita. Ga perlu semua, serpihan-serpihan kecil saja akan membawa kita bernostalgia. Seperti foto-foto gitu. Diam, ga utuh, tapi sejauh ini cukup untuk membuat kita merenungi lagi suatu detik. Duh..
Terimakasih untuk kenangannya, Smaga dan seluruh isinya.
0 comments