Lesson from markers:
When you make it free, it's true.
You only have to remember;
Every single dot is count.
Suatu sore, tergerak hati saya untuk membuat blog ini sedikit lebih bermanfaat.
Karena barusan habis baca Miiko, ini dia...
How to draw Mii! (which is my favorite doodle all this time)
Gampang, kan... Sila dicoba.
P.S: Adakah yang nyadar kengacoan pada gambar di atas? *big grin*
Thanks anyway to Ms Ono Eriko for creating this loveable character in my childhood time!
Kata pepatah, apel jatuh ga jauh dari pohonnya.
Kalau begitu cuma kemiringan dan gravitasinya yang jadi harapan tersisa.
Atau barangkali, dipetik dan jadi jus apel saja.
Biar jadi rasa baru es krim Buavita. #uopo
I love you a lot for sure, but I'm pretty sure don't want to be like you.
Semoga saja gen nyebelin itu ga terlanjur mengalir terlalu banyak di darah daging saya.
Haha, pathetic.
I'm standing next to her!
Making avatar is always fun fun. Hahaha.
Yang di kanan itu ceritanya saya. Ga keliatan gitu ya.
Ga ada signature style sama sekali kecuali....... gigi.
Habisnya ga ada yang pilihan pake kerudung. (.__.)
Yang mau bikin juga, silakan ke Pocoyo!
No good at all. But I keep on swallowing.
Yea rite. Bored as always. Maybe I'm the boring factor.
Note to self:
(Ya lagi-lagi gambar pake Paint, gimana mau maju, ha?)
( I once said: )
Kepiting itu waktu lagi di darat cuma bisa jalan ke samping. Tapi dia tetep bisa survive. Karena dia mau berusaha ekstra buat berjalan memutar supaya bisa maju ke depan.
( #thinkagain )
Tapi ngapain ya dia ga pilih berenang aja? Di laut, di tempat dia bisa ikut arus dan bergerak lurus. Toh makanannya juga ikan kan.
( #thinkonceagain: )
Mungkin kepiting itu sebenernya meribetkan diri ya secara tidak sadar. Just like me.
mungkin sudah lama ia mengira
perlu jalan dari samping ke samping
memaklumkan tubuhnya tak juga ramping
dan berhelai belati
harus ia terima dengan sabar
seperti menerima berdebar-debar kutukan
dan jalan terbuang-buang
ia meneruskan jalannya
sebelum berenang jadi pilihannya
berenang tak membuatnya tertatih-tatih
karena ia lurus terus nan mulus
perlu jalan dari samping ke samping
memaklumkan tubuhnya tak juga ramping
dan berhelai belati
harus ia terima dengan sabar
seperti menerima berdebar-debar kutukan
dan jalan terbuang-buang
ia meneruskan jalannya
sebelum berenang jadi pilihannya
berenang tak membuatnya tertatih-tatih
karena ia lurus terus nan mulus
- Jalan Kepiting, Umar Fauzi Ballah